top of page
Writer's pictureIRON FIRE

TODAY'S PERSPECTIVE

Pandemi Global : Kerjasama yang Dimulai dari Hal-hal Mendasar

Oleh: Yohana Ezra Solin


Sudah selama hampir 4 bulan berbagai negara di dunia menghadapi wabah virus corona baru, atau yang lebih sering disebut Covid-19, rasanya saat ini belum ada yang benar-benar dapat memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Terlebih lagi vaksin yang dapat digunakan untuk melawan virus baru ini masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat diselesaikan proses penelitian dan pengembangannya, bahkan harus terlebih dahulu diuji coba sebelum dapat dipastikan kemampuan dari vaksin tersebut agar dapat digunakan untuk melawan virus corona ini.


Saat ini, belum ada yang bisa meyakinkan secara penuh sampai kapan masyarakat di dunia akan terus berhadapan dengan pandemi ini dan budaya barunya yang tercipta selama masa pandemi Covid-19, yaitu social and physical distancing. Bahkan di Cina, yang belum lama ini telah mencabut lockdown dan sempat merasakan kelegaan saat dikonfirmasi tidak ada lagi jumlah kasus baru dari Covid-19, sepertinya harus kembali merasakan perjuangan itu karena kasus baru dari korban yang terjangkit Covid-19 di Cina muncul kembali. Dilaporkan dari Komisi Kesehatan China, telah terjadi kenaikan kasus harian di level tertinggi dalam enam minggu terakhir. Pada tanggal 13 April 2020, tercatat ada 108 kasus baru, sedangkan pada hari Sabtu sebelumnya (11 April 2020), tercatat sebanyak 99 kasus terjangkit yang baru. Dari 99 kasus tersebut, 97 di antaranya merupakan kasus impor.[1]


Munculnya kembali kasus baru yang terjangkit Covid-19 di Cina, memunculkan kembali kekhawatiran bagi masyarakat di Cina. Namun, kekhawatiran tersebut juga dirasakan oleh negara lainnya termasuk Indonesia. Apalagi karena kasus baru dari Covid-19 kembali lagi muncul di Cina, membuat seluruh masyarakat menjadi semakin cemas dengan wabah yang belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. Sementara, tidak sedikit masyarakat yang mulai khawatir akan krisis keuangan pribadi yang mulai dirasakan sejak wabah ini mulai masuk ke Indonesia. Dilema pun akhirnya dirasakan tidak hanya oleh masyarakat, tapi juga pemerintah Indonesia dalam menangani wabah Covid-19 ini.


Dilema yang dirasakan masyarakat ialah ketika hendak pergi beraktivitas di luar rumah untuk mencari nafkah, namun juga diikuti rasa khawatir akan kemungkinan terinfeksi Covid-19 ketika mereka sedang berada di luar rumah. Hal ini juga menjadi suatu dilema bagi pemerintah, di mana pemerintah diharuskan untuk memutar otak dan mencari jalan keluar terbaik agar dapat melindungi seluruh masyarakatnya dari wabah Covid-19 ini, dan sekaligus juga menjamin ketersediaan kebutuhan hidup dan kebutuhan ekonomi bagi masyarakatnya.


Saya sendiri sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang juga terkena dampak dari pandemi ini, merasakan banyak kesulitan dan kekhawatiran akan bahaya dari virus ini. Saya sendiri juga dapat membayangkan kesulitan yang sedang dihadapi oleh orang-orang yang mungkin tidak lebih beruntung dari saya di masa-masa pandemi ini. Tetapi, terkadang saya sendiri juga merasa jengkel dengan beberapa orang yang masih mempersulit keadaan seperti tidak mengikuti Prosedur Tetap yang telah diintruksikan oleh pemerintah selama masa pandemi Covid-19. Hal ini tentu dapat membahayakan bagi orang itu sendiri dan juga orang lain sebagai akibat dari ketidakpatuhan yang ia lakukan. Contohnya, masih ada masyarakat yang tidak memakai masker disaat tetap harus beraktivitas di luar rumah atau di tempat-tempat umum. Padahal alat pelindung diri seperti masker juga dapat dibuat sendiri dengan bahan seadanya yang kita punya di rumah tanpa harus menunggu untuk mendapatkan masker gratis atau membeli dengan harga yang cukup mahal. Hal-hal kecil seperti memakai masker saja sebenarnya sudah sedikit membantu untuk melindungi diri kita dari kemungkinan terinfeksi atau menyebarkan virus corona ini, ditambah lagi dengan mengikuti pola hidup sehat dan mematuhi Prosedur Tetap Kesehatan yang diinstruksikan oleh pemerintah.


Di sisi lain, dilema juga terjadi ketika diberlakukannya arahan dan himbauan untuk melakukan social and physical distancing. Indonesia sendiri masih banyak masyarakat yang masih tergolong kelas menengah atau bahkan menengah ke bawah, yang kesulitan dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Menurut saya secara pribadi, pemerintah Indonesia sudah berupaya untuk mencari solusi atau langkah terbaik dalam mengatasi masalah ini. Namun, karena bencana ini tergolong sebagai bencana baru yang terjadi di dunia, sehingga belum ada banyak persiapan dari pihak pemerintah dalam menanganinya.


Proses penanganan wabah Covid-19 ini juga semakin diperkeruh dengan cukup banyaknya pemberitaan di media massa atau di media sosial yang terkadang membuat masyarakat semakin resah, apalagi bila berita yang diterima tersebut belum jelas apakah itu akurat atau tidak. Di Indonesia sendiri masih banyak pemberitaan di media massa dan media sosial yang terkesan memperburuk suasana, ditambah lagi dengan komentar-komentar yang mengikutinya. Saya sendiri ketika tidak sengaja membaca atau melihat berita dan komentar-komentar yang ada didalamnya yang menurut saya pribadi cenderung negatif, semakin hari rasanya semakin khawatir dan juga jengkel sehingga membuat saya terkadang merasa enggan dan sedikit jenuh untuk mengikuti pemberitaan-pemberitaan lainnya terkait Covid-19. Meskipun saya sendiri juga mengakui, bahwa pemerintah Indonesia masih memiliki kekurangan dalam menangani wabah yang sedang terjadi saat ini, tetapi menurut saya, tidak ada salahnya untuk mendukung langkah positif yang telah dilakukan oleh pemerintah dan memberikan komentar sesuai dengan porsinya. Atau, setidaknya dalam hal-hal yang mungkin terlewatkan oleh pemerintah dan masih bisa dibantu melalui partisipasi dari masyarakat untuk menanganinya, tidak ada salahnya, bukan? Untuk memulai dari diri sendiri dalam hal memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan dan tidak lebih beruntung dari kita sendiri. Atau, apabila masih sulit melakukannya, kita dapat berkontribusi dengan setidaknya turut mematuhi Prosedur Tetap Kesehatan dari pemerintah dan himbauan-himbauan lainnya yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran Covid-19.


Pada intinya, yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini ialah, bencana yaitu pandemi yang sedang terjadi di dunia saat ini, bukan hanya pemerintah yang sedang menghadapinya dan berusaha untuk menanganinya, tetapi kita sebagai masyarakat juga memiliki peran dalam menangani wabah Covid-19 ini. Sehingga, lebih baik memperbanyak tindakan yang positif seperti saling bekerja sama antar semua pihak dalam mencari solusi-solusi terbaik dan menyelesaikannya, serta tetap memiliki harapan bahwa wabah ini akan segera berakhir agar kita dapat beraktivitas normal kembali, serta dapat bertemu kembali dengan semua orang tanpa perlu melakukan social and physical distancing.




[1] Thea Fathanah Arbar, April 2020, CNBC Indonesia, “Duh! Kasus COVID-19 di China Naik Lagi, Ini Penyebabnya” diakses melalui https://www.cnbcindonesia.com/market/20200414090844-17-151687/duh-kasus-covid-19-di-china-naik-lagi-ini-penyebabnya pada tanggal 16 April 2020.

24 views0 comments

Recent Posts

See All

TODAY'S PERSPECTIVE

Euthanasia Tourism As Assisted Suicide Travel by: Vivi Diah Respatie Euthanasia is complicated thing to be discussed. It is because the...

TODAY'S PERSPECTIVE

Krisis Iklim Tanggung Jawab Siapa? Oleh: Danis Nur Azizah Perubahan iklim adalah proses yang menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan di...

TODAY'S PERSPECTIVE

Enam Tahun Setelah Paris Agreement Disepakati, Bagaimana Hasilnya? Oleh: Rafika Wahyu Andani Momentum global perubahan iklim yang...

Komentari


bottom of page