Updated 13 April 2019
by : Alfiani Nurhalina
Pengeboman Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 menimbulkan kecurigaan Amerika Serikat pada Kekaisaran Jepang bahwa mereka sedang menyiapkan serangan besar-besaran ke Pantai Barat Amerika Serikat. Kemudian pada tanggal 19 Februari 1942, Presiden Franklin Delano Roosevelt memberi otorisasi untuk menginternir orang Jepang-Amerika melalui Executive Order 9066. Wewenang tersebut dipakai untuk mengumumkan bahwa semua orang keturunan Jepang harus dieksklusi (dikeluarkan) dari seluruh pesisir Pasifik, termasuk seluruh California serta beberapa besar Oregon dan Washington. Mahkamah Agung Amerika Serikat pada tahun 1944 kemudian menyetujui perintah eksklusi tersebut sebagai sebuah konstitusional.
Penginterniran Jepang-Amerika yaitu relokasi paksa dan penginterniran sekitar 120.000 orang Jepang-Amerika dan orang Jepang penduduk Amerika Serikat oleh Pemerintah Amerika Serikat. Mereka dialihkan ke kamp-kamp yang disebut "Kamp Relokasi Perang". Orang Jepang-Amerika tidak diperlakukan sama di seluruh wilayah Amerika Serikat. Mereka yang tinggal di Pantai Barat Amerika Serikat semuanya diinternir, sementara hanya ada 1.200 orang Jepang-Amerika di Hawaii yang diinternir yaitu sejumlah 150.000 orang. Dari semua orang Jepang-Amerika yang diinternir, 62% adalah warga negara Amerika Serikat. Di bawah perintah tersebut, siapa pun yang merupakan keturunan Jepang sebanyak 1/16 atau lebih, diwajibkan untuk mengungsi ke Kamp Relokasi Perang. Pada awalnya, sekitar 15 ribu orang Jepang-Amerika dengan sukarela pindah ke area yang ditentukan. Pada 24 Maret, Angkatan Darat AS mulai memimpin evakuasi, memberi warga waktu hanya enam hari sejak pemberitahuan untuk mengangkut barang-barang mereka
Ada total 10 kamp relokasi perang, biasanya berupa barak dimana beberapa keluarga ditempatkan bersama, dengan area makan bersama. Setiap kamp relokasi perang terdapat seperti kota sendiri, terdapat sekolah, kantor pos dan fasilitas kerja, serta lahan pertanian untuk menanam makanan dan memelihara ternak. Semuanya dikelilingi oleh kawat berduri dan menara penjaga. Kekerasan kerap kali terjadi di pusat-pusat. Pada 4 Agustus 1942, terjadi kerusuhan di fasilitas Santa Anita, akibat kemarahan tentang ransum yang tidak mencukupi dan kepadatan penduduk. Di Pusat Relokasi Topaz, seorang pria ditembak dan dibunuh oleh polisi militer karena terlalu dekat perimeter. Dua bulan kemudian, pasangan ditembak karena alasan yang sama. Pada Desember 1944, Mahkamah Agung mengakhiri kamp-kamp interniran Jepang dalam kasus Endo v. the United States, yang memutuskan bahwa War Reloctation Authority tidak memiliki wewenang untuk menargetkan warga yang diakui loyal pada prosedur cuti. Bulan berikutnya “pengungsi” Jepang-Amerika dari Pantai Barat akhirnya diizinkan untuk kembali ke rumah mereka. Kamp Relokasi Perang terakhir ditutup pada Maret 1946.
Terlepas dari kenyataan bahwa Jerman dan Italia juga musuh Amerika selama Perang Dunia II. Prasangka The “yellow peril” (a racist color-metaphor that is integral to the theory of colonialism: that the peoples of East Asia are an existential danger to the Western world) jelas merupakan kekuatan yang kuat yang mendorong para politisi untuk menyerukan interniran Jepang-Amerika. Penginterniran Jepang-Amerika hanyalah bentuk xenophobia atau ketakutan buta yang mendorong pemerintahan Roosevelt untuk memerintahkan penahanan orang Jepang-Amerika.
Orang Jepang-Amerika bukanlah ancaman bagi keamanan nasional. Tetapi dalam beberapa bulan, pemerintahan Roosevelt telah menciptakan Otoritas Relokasi Perang, yang dituduh mengumpulkan dan menginternir "semua orang keturunan Jepang" di Pantai Barat. Setidaknya 110.000 orang keturunan Jepang dimana lebih dari dua pertiganya adalah warga negara AS dipenjara di kamp-kamp militer semata-mata berdasarkan etnisitas mereka dan kenyataan bahwa mereka adalah keturununa Jepang, yang mana melanggar hak-hak konstitusional mereka. Terlepas dari berbagai tindakan yang diambil oleh presiden setelah likuidasi Otoritas Relokasi Perang, banyak orang Jepang-Amerika tidak pernah merasa hal ini berakhir begitu saja. Penginterniran Jepang-Amerika juga jarang dibahas dalam sejarah.
Sumber gambar; https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwja7N_0p8vhAhUWi3AKHVG-CPIQjB16BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fjapanesecanadianhistory.net%2Fteachers-area%2Fstudent-sample-secondary%2F&psig=AOvVaw1tdJyVTwpFzV04jUGPbh54&ust=1555184490706783
Comments